Sabtu, 02 Mei 2020

SEPUCUK SURAT UNTUK KALIAN, ANGKATAN TERHEBAT

ANGKATAN TERHEBAT, itulah yang saat ini terlukis di pikiranku tentang kalian. Kenapa? Karena menurutku, masa putih abu-abu kalian dilewati dengan berbagai cerita berbeda dengan angkatan-angkatan sebelumnya. But, thank God...kalian masih bisa bertahan dan terus berjuang sampai di titik ini. Saya tahu dengan benar bahwa perjuangan kalian bukanlah perjuangan yang biasa-biasa saja.
Saya ingat jelas bagaimana kurang lebih 2 tahun yang lalu, ketika kita diuji dengan gempa bumi dahsyat yang memporak-porandakan daerah kita. Dan saya ingat dengan jelas, kalian harus kehilangan banyak hal termasuk didalamnya tempat tinggal kalian dan bahkan sekolah kita pun tak luput dari bencana tersebut. 

Sakit rasanya ketika melihat keadaan sekolah kita pasca gempa. Kalian tahu bagaimana sakitnya kami melihat keadaan sekolah kita dengan wujud yang tak pernah kita pikirkan sebelumnya akan jadi seperti itu?
Kami ... hanya bisa duduk di depan lobby sekolah dengan ekspresi wajah yang kami pun tak tahu harus seperti apa, harus tetap ceria sementara hati kami terluka? Jujur, saat itu kami tak mampu memalsukan ekspresi kami bahwa kami benar-benar terluka. 

Di situ kami mulai berpikir banyak hal, bagaimana keadaan kalian anak didik kami? Apakah kalian baik-baik saja? Apakah kalian terluka? Dan masih banyak tanda tanya lagi... Dan 1 yang tak luput dari pikiran kami adalah bagaimana kita bisa belajar bersama dengan kondisi sekolah kita yang seperti ini.

Bencana ini membuat kita harus menghentikan beberapa pekan kegiatan belajar mengajar kita. Dan saya pun tahu, ada beberapa moment yang harusnya kita bagi selama beberapa pekan itu di setiap sudut sekolah, namun akhirnya tak mampu kita lakukan. Tapi 1 yang pasti "everthings happen for a good reason". 

Setelah beberapa pekan, akhirnya kita bisa bertemu lagi di sekolah kita. Yeah itulah saat yang sangat kita rindukan, bukan? Tapi sayang, kita belum bisa belajar seperti sebelum-sebelumnya, karena kita harus menerima kenyataan untuk belajar di tenda-tenda.

Kali ini, kita mengukir lagi cerita baru dengan belajar di tenda. Bukan hal yang mudah pastinya untuk kita belajar di tenda.
Ingatkan kalian ketika panas terik, hujan dan angin kencang sekalipun dan kita tetap harus bertahan belajar di tenda kita?
Ingatkah kalian, bagaimana kita lari berhamburan ketika gempa susulan datang tanpa kita sadari bahwa kita ada di dalam tenda dan bukan di gedung?
Ingatkah kalian ketika kita sering memindahkan tenda kita untuk mencari tempat yang lumayan teduh?
Ingatkan kalian ketika hujan dan air masuk ke tenda kita karena tenda yang bocor? 
Ingatkah juga kalian ketika malam hujan disertai angin dan keesokan harinya kita dapati tenda kita rusak diterpa angin?
Ya... ya... ya... itu semua hanyalah sebagian cerita yang kalian lewati selama masa putih abu-abu kalian. And thank God, kalian tetap bertahan sampai sekarang. Seperti yang sering saya katakan kepada kalian juga "BERSYUKURLAH UNTUK SEMUANYA".
Semua itu hanyalah kenangan yang perlu kita ingat, jangan terlalu larut dalam luka itu, jangan terlalu takut dengan semua itu karena takut itu wajar tapi jangan sampai rasa takut itu membatasi kita untuk melakukan hal-hal yang positif.

Ternyata ujian kalian tak sampai di situ saja. Menjelang Ujian Nasional, kembali kita diperhadapkan dengan Pandemi Covid-19. Covid-19 yang membuat ujian nasional kalian akhirnya ditiadakan. Bukan hany itu, covid-19 juga membuat masa putih abu-abu kalian kembali di uji di akhir perjalanan kalian. Padahal, beberapa saat lagi kalian akan mencapai titik puncak kalian di sekolah yaitu kelulusan, tapi kenyataan yang terjadi mengharuskan kalian untuk tinggal di rumah dan tidak ke sekolah. Kembali kalian diuji, bukan? Kenapa tidak, ketika kalian harus kehilangan moment-moment terakhir kalian di setiap sudut SMANDUBAY. Tapi anakku, semua ini telah ada yang mengaturnya, dan percayalah akan ada pelangi sehabis hujan.

Saya tahu, ada banyak rencana yang telah kalian rencanakan untuk kelulusan kalian. Kami pun ingin bersama kalian merayakan kelulusan kalian, melihat betapa bahagianya kalian di hari kelulusan kalian, tapi untuk saat ini kita harus bisa melawan ego kita demi masa depan kita bersama, kita sebagai manusia hanya bisa berencana selebihnya Tuhan yang menentukan.
Sekarang sama-sama kita berdoa agar covid-19 ini segera berakhir agar kita bisa bertemu kembali.
Terima kasih untuk kalian, ANGKATAN TERHEBAT.....
Kalian sungguh ISTIMEWA karena mampu melewati semua ini dengan baik.

Akhir kata, maafkan apabila selama 3 tahun kebersamaan kita ada perkataan dan perbuatan saya yang kurang berkenan di hati kalian, tapi percayalah semua itu untuk kebaikan kalian karena kalian itu bagian dari tanggung jawab yang dipercayakan Tuhan kepada saya, dan pastinya saya harus bisa mempertanggung-jawabkan semuanya kepada Tuhan.
Sampaikan salam hormat dan terima kasih saya kepada orang tua kalian yang telah mempercayakan kalian untuk bisa kami didik di SMAN 2 BAYAN. Dan ingatlah 1 pesan yang sering ibu sampaikan kepada kalian di kelas "Bahagiakanlah orang tua kalian dengan hal-hal baik kalian, karena kalian tidak tahu bagaimana mereka berjuang diterik matahari dan derasnya hujan demi kalian".



















Maafkan apabila kata-kata dalam tulisan ini tidak terangkai dengan baik, karena saya hanyalah seorang Guru Matematika  di SMAN 2 Bayan, sekolah yang jauh dari kota dan berada di bawah kaki Gunung Rinjani, seorang guru yang ingin sedikit menceritakan tentang perjuangan mereka yang saya sebut
ANGKATAN TERHEBAT. 

TUHAN MEMBERKATI




MONICA S. MARAMIS